Senin, 28 Oktober 2013

KONSEP KEPEMIMPINAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersama-sama serta saling berhubungan satu sama lain dengan demikian maka perlu adanya kepemimpinan. Seperti didunia bisnis dan didunia lain pendidikan. Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin sangat menentukan dari tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa lembaga / organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang ditentukan.
Di zaman modern sekarang ini, seorang pemimpin sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari seorang bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya pendidikan dan pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta menghasilkan berbagai konsep dan teori kepemimpinan.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari Kepemimpinan?
2.      Apa sifat dasar dari Kepemimpinan?
3.      Bagaimana latar belakang sejah kepemimpinan?
4.      Apa saja teori kepemimpinan?
5.      Apa saja gaya kepemimpinan?
6.      Apa saja unsur kepemimpinan?
7.      Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?
8.      Apa saja ciri-ciri kepemimpinan yang baik?
9.      Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kepemimpinan?
10.  Apa saja kompetensi kepemimpinan?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari Kepemimpinan
2.      Untuk mengetahui sifat dasar dari Kepemimpinan
3.      Untuk mengetahui latar belakang sejah kepemimpinan
4.      Untuk mengetahui teori kepemimpinan
5.      Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
6.      Untuk mengetahui unsur kepemimpinan
7.      Untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan
8.      Untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan yang baik
9.      Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
10.  Untuk mengetahui kompetensi kepemimpinan



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan (Robbins dan Coulter, 1999). Hal ini sejalan dengan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang saling berbeda-beda menuju kepada pencapaian tertentu (Tanjung dan Arep,2003).
Swansburg (1995),  menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas suatu kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan dan pencapaian tujuan
Menurut George Terry (1986), Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok
Kepimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dlm mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dg kemampuan (Sullivan & Decker, 1989)
Definisi kepemimpinan ini mengindikasikan bahwa pentingnya sebuah kepemimpinan dalam suatu organisasi agar pencapaian tujuan organisasi dapat terpenuhi. Menurut Hasibuan (2003), kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok (Stoner dan Freeman, 1992). Menurut Rivai (2003), definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai perisiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian, dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
2.2    Sifat Dasar Kepemimpinan
Kepemimpinan telah menjadi topik yang sangat menarik dari para ahli sejarah dan filsafat sejak masa dahulu. Sejak saat itu para ahli telah menawarkan 350 definisi tentang kepemimpinan. Salah seorang ahli menyimpulkan bahwa“Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah di observasi tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit dipahami” (Richard L. Daft,1999). Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
2.3    Latar Belakang Sejarah Kepemimpinan
Pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban manusia yaitu sejak zaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama untuk mempertahankan hidupnya dari kepunahan, sehingga perlu suatu kepemimpinan. Pada soal itu seorang yang dijadikan pemimpin adalah orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling pemberani. Jadi kepemimpinan muncul karena adanya peradaban dan perkumpulan antara beberapa manusia.
2.4 Teori Kepemimpinan
Menurut Kartono (2006), teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.
Menurut Rivai (2007), teori kepemimpinan terbagi atas tiga yaitu:
1.Teori sifat
Yaitu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Ada beberapa ciri-ciri unggul sebagai predisposisi yang diharapkan akan memiliki oleh seorang pemimpin, yaitu intelegensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional, memiliki daya persuasif dan keterampilan komunikatif, memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, mau memberikan partisipasi sosial yang tinggi, dan lain-lain (Kartono, 2006).
2.Teori kepribadian pelaku
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau pola-pola kelakuan pemimpinnya. Teori ini menyatakan, bahwa seorang pemimpin itu selalu berkelakuan kurang lebih sama, yaitu ia tidak melakukan tindakan-tindakan yang identik sama dalam setiap situasi yang dihadapi (Kartono, 2006).
3.  Teori kepemimpinan situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
Teori kepemimpinan lainnya adalah menurut Robbins (2003) adalah teori kepemimpinan neokharismatik. Teori ini terbagi atas tiga kelompok.
1.         Pertama, menekankan perilaku pemimpin yang simbolik dan menarik secara emosional.
2.         Kedua, berupaya menjelaskan bagaimana para pemimpin menghasilkan komitmen bagi para bawahnnya.
3.         Ketiga, memandang kepemimpinan sebagai subjek.
2.5 Gaya Kepemimpinan
Menurut Rivai (2007), gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Pembagian gaya kepemimpinan berdasarkan Beck dan Yeager yang dikutip dalam Moeljono (2003) adalah :
1.         Telling(directing/structuring)
Yaitu seorang pemimpin yang senang mengambil keputusan sendiri dengan memberikan instruksi yang jelas dan mengawasinya secara ketat serta memberi peniaian kepada mereka yang tidak melaksanakannya sesuai dengan yang diharapkan.
2.         Selling(coaching)
Yaitu seorang pemimpin yang mau melibatkan bawahan dalam pembuatan keputusan. Pemimpin bersedia membagi persoalan dengan bawahannya, dan sebaliknya persoalan dari bawahan selalu didengarkan serta memberikan pengarahan mengenai apa yang seharusnya dikerjakan.
3.         Participating(developing/encouraging)
Salah satu ciri dari kepemimpinan ini adalah adanya kesediaan dari pemimpin untuk memberikan kesempatan bawahan agar dapat berkembang dan bertanggung jawab serta memberikan dukungan yang sepenuhnya mengenai apa yang mereka perlukan.
4.         Delegating
Yaitu pemimpin memberikan banyak tanggung jawab kepada bawahan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memutuskan persoalan.
Menurut Siagian (2005), gaya kepemimpinan dapat dikategorikan lima tipe, yaitu
1.         Gaya otokratik yang dalam hal pengambilan keputusan, seorang manajer yang otokratik akan bertindak sendiri, menggunakan pendekatan formal dalam pemeliharaan hubungan. Gaya otokratik berpendapat bahwa para bawahannya mempunyai tingkat kedewasaan lebih rendah daripada pimpinan.
2.         Gaya paternalistik yaitu kepemimpinan yang menunjukkan kecenderungan pengambilan keputusan sendiri dan berusaha menjualnya kepada bawahan, memperlakukan bawahannya sebagai orang yang belum dewasa, dan berorientasi terhadap penyelesaian tugas dan hubungan baik dengan bawahan.
3.         Gaya kharismatik dalam pengambilan keputusan dapat bersifat otokratik dan demokratis. Orientasi gaya kepemimpinan kharismatik mengedepankan hubungan dengan bawahan yang orientasi relasional bukan kekuasaan dan berusaha agar tugas-tugas terselenggara dengan sebaik-baiknya.
4.         Gaya  laissez faire mempunyai karakteristik yang paling menonjol terlihat pada gayanya yang santai dalam memimpin organisasi. Dalam hal pemeliharaan hubungan dengan para bawahannya, gaya kepemimpinan ini pada umumnya sangat mementingkan orientasi yang sifatnya relasional.
5.         Gaya demokratik dianggap paling ideal. Karakteristik dari gaya kepemimpinan demokratik terlihat dari hal pemeliharaan hubungan yang menekankan hubungan serasi dengan bawahan, memperlakukan bawahan sebagai orang yang dewasa, dan menjaga keseimbangan orientasi penyelesaian tugas-tugas dan orientasi hubungan yang sifatnya relasional.
Menurut Robbins (2003), pada teori neokharismatik terdapat tiga macam kepemimpinan yaitu
1.      Kepemimpinan kharismatik
Kepemimpinan yang muncul karena atribusi yang diberikan oleh pengikutnya dari kemampuan seorang pemimpin yang heroik. Pemimpin kharismatik memiliki lima ciri yaitu memiliki visi, mau mengambil resiko dalam melaksanakan visi, peka terhadap keadaan lingkungan dan pengikutnya, dan mempunyai perilaku yang tidak biasa. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Anom (2008), karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara pemimpin dan pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara, dan yang penting adalah atribut-atribut dan visi pemimpin relevan dengan kebutuhan pengikut.

2.      Kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mencurahkan perhatian pada kebutuhan pengembangan diri pengikut, mengubah paradigma pengikut terhadap masalah dengan cara-cara baru, dan mempunyai kemampuan untuk memotivasi pengikut dalam pencapaian tujuan. Menurut Anom (2008), pemimpin transformasi merupakan pemimpin yang mengarahkan pengikutnya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.

3.      Kepemimpinan visioner
Kepemimpinan visioner merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya, dan atraktif dengan masa depan organisasi. Keterampilan yang dimiliki oleh pemimpin visioner adalah kemampuan menjelaskan visi kepada orang lain, mampu mengungkapkan visi dalam kepemimpinannya, dan mampu memperluas visi pada konteks kepemimpinan yang berbeda.
2.6 Unsur – unsur kepemimpinan
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1.    Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2.    Adanya orang lain yang dipimpin
3.    Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4.    Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.

2.7 Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
1.      Kekuasaan
Kekuasaaan adalagh otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2.      Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3.      Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.
Sementara itu  Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
1.  Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
2.  Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3.  Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4.  Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5.  Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.

2.8 Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik
WA. Gerungan  menjelaskan  bahwa seorang pemimpin paling tidak harus memiliki tiga ciri, yaitu:
1.      Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.
2.      Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3.      Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi.  Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan  senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.

2.9 Faktor – faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Sejalan dengan pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33) selanjutnya merinci faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1.      Dapat menyelesaikan pekerjaar} melalui orang lain
a.       harus menguasai bidang kerjanya (tanpa kecuali)
b.      bersikap ulet
c.       diimbangi dengan keluwesan
2.      Melalui orang lain
a.       mampu berorganisasi
b.      mampu berkomunikasi
c.       bersikap manusiawi
3.      Dalam kerangka tanggungjawab
a.       melakukan tanggungjawab secara proporsional
b.      dapat dipercaya
c.       berjiwa stabil
4.      Disertai dengan kepribadian
a.       dapat memelihara dan mengembangkan entusiasme
b.      bersikap tanggap
c.       dan tenang
5.      Dan pengendalian ke dalam
a.       bersikap obyektif
b.      mampu mengkoreksi diri
c.       merasa dapat diganti
6.      Dengan keseimbangan dalam pertimbangan
a.       keseimbangan antara keuletan dan pengertian
b.      keseimbangan antara pengetahuan dan tindakan
c.       kesimbangan antara kemajuan dan etika
7.      Dan kelebihan dalam wawasan
a.       dalam membawakan produktivitas kerja pegawai
b.      dalam menjangkau gambaran masa depan
c.       Ketangguhan dalam menghadapi tantangan berat

Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan tersebut dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task oriented sryle) dan (2) berorientasi pada bawahan (employee oriented style).
Selanjutnya yang dimaksud perilaku kepemimpinan dalam penelitian ini adalah sifat pemimpin, dan dari perilaku (gaya) pemimpin yang bersangkutan dalam mempengaruhi orang lain yang menjadi bawahannya untuk mencapai target atau sasaran perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya



2.10 Kompetensi Kepemimpinan
Kompoetensi kepemimpinan adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam pameter lingkungan organisasi dan memperikan hasil yang diinginkan.
Kouzes dan Posner (1995) ada 5 (lima) praktek mendasar pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan unggul, yaitu:
1.      Pemimpin yang menantang proses
2.      Memberikan inspirasi wawasan bersama
3.      Memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi
4.      Mampu menjadi penunjuk jalan, dan
5.      Memotivasi bawahan.
Burwash (1996), menyatakan bahwa beberapa kriteria kualitas kepemimpinan manajer yang baik antara lain,
·         Memiliki komitmen organisasional yang kuat
·         Visionary
·         Disiplin dari yang tinggi
·         Tidak melakukan kesalahan yang sama
·         Antusias
·         Berwawasan luar,
·         Kemampuan komunikasi yang tinggi
·         Menejemen waktu
·         Mampu menangani setiap tekanan
·         Mampu sebagai pendidik atau guru bagi bawahanya
·         Empati
·         Berfikir positif
·         Memiliki dasar spiritual yang kuat
·         Dan selalu siap melayani



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan.
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin di konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang sejarah kepemimpinan, sebab musabab munculnya pemimpin, tipe dan gaya kepemimpinan serta syarat-syarat kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki memiliki pemimpin yang handal. Dan bagaimana kita menggunakan Teori dan Konsep Kepemimpinan di Indonesia, sehingga pembangunan efektif dan Good Governance terwujud.
3.2 Saran
Untuk mencapai kepemimpinan yang sukses, maka kita harus tau terlebih dahulu apa saja gaya kepimpinan sehingga kita bisa menyampaikan masalah kepada yang dipimpin dengan baik dan sebagai seorang pemimpin yang baik kita juga harus bisa menjaga emosi dan berfikir yang positif terhadap anggota yang dipimpin.


DAFTAR PUSTAKA

Kartini Kartono. Dr. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1998.
YW. Sunindhia, SH, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1993.
Winardi. Dr. SE, Asas-Asas Manajemen, Bandung, Alumni, 1979.
Soeharto Rujiatmojo Drs. Ikhtisar Kepemimpinan Dalam Administrasi Negara Di Indonesia, 1984, Jakarta.
Karjadi. M. Kepemimpinan ( Leadership ), Bogor, 1987.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, 2008, Alfabeta, Bandung.