Sabtu, 25 Mei 2013

KB IMPLANT



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal kunjungan.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa  definisi KB implant ?
2.      Apa saja ciri - ciri KB implant ?
3.      Apa jenis – jenis dari KB implant ?
4.      Bagaimana cara kerja KB implant ?
5.      Bagaimana efektifitas dari KB implant ?
6.      Apa keuntungan dan kerugian dari KB implant ?
7.      Apa efek samping dari KB implant ?
8.      Indikasi dan kontraindikasi apa saja yang dapat menggunakan KB implant ?
9.      Kapan dapat dilakukan pemasangan KB implant ?
10.  Bagaimana penapisan sebelum pemasangan implant ?
11.  Bagaimana prosedur dalam melakukan KB implant ?
12.  Bagaimana cara pencabutan dari KB implant ?
13.  Untuk mengetahui rumor dan fakta tentang kontrasepsi implant ?

1.3    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk menekan angka kelahiran dan mengatur jarak kehamilan.

2.      Tujuan khusus
1.        Untuk mengatahui pengertian dari kb implant.
2.        Untuk mengetahui ciri-ciri kontrasepsi implant.
3.        Untuk mengetahui jenis implant.
4.        Untuk mengetahui cara kerja kb implant.
5.        Untuk mengetahui efektifitas dari KB implant.
6.        Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari KB implant.
7.        Untuk mengetahui efek samping dari KB implant.
8.        Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi yang dapat menggunakan KB implant.
9.        Untuk mengetahui  waktu mulai penggunaan KB implant.
10.    Untuk mengetahui Penapisan pemasangan implant.
11.    Untuk mengetahui prosedur pemasangan KB implant.
12.    Untuk mengetahui cara pencabutan dari KB implant.
13.    Untuk mengetahui rumor dan fakta tentang kontrasepsi implant

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   PENGERTIAN
   KB adalah upaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (undang-undang No.10/1992).
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009)
Efektifitas progestin sebagai kontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukkan progestin tersebut ke suatu delifery system.

2.2  CIRI-CIRI KONTRASEPSI IMPLANT
1.      Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
2.      Nyaman.
3.      Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
4.      Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
5.      Aman dipakai pada masa laktasi.
2.3  JENIS IMPLANT
a.      Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.      Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c.       Jadena dan Indoplant
Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
2.4  CARA KERJA
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya menurut Manuaba adalah
1)        Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
2)        Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa
3)        Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa


2.5  EFEKTIFITAS
Secara umum sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
1.         Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun     pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
2.         Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
3.         Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.
2.6  KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KB IMPLANT
Ø  Keuntungan :
1.         Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
2.         Keuntungan Non Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki anemia. melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri dari beberapa, penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka kejadian endometriosis.
Ø  Kerugian implant :
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
a.         Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b.         Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
c.         Biaya Lebih mahal.
d.        Sering timbul perubahan pola haid.
e.         Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f.          Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
g.         Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
2.7  EFEK SAMPING
a.  Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea  setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.


b. Perdarahan bercak (sepotting) ringan 
     Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada maslah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh   dapat diberikan :
·         Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1
·         Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
c.    Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan  suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
d.   Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan  yang lain atau ganti cara.
e.    Infeksi pada daerah insersi
Bila infeksi  tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti cara.
Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut  implant,  lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]
Memang ada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea,sehingga timbul keluhan-keluhan seperti :
·         Nyeri kepala
·         Peningkatan/penurunan berat badan
·         Nyeri payudara perasaan mual
·         Pening/pusing kepala
·         Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
·         Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
·         Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
·         Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
·         Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
·         Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).

2.8 INDIKASI & KONTRAINDIKASI YANG DAPAT MENGGUNAKAN IMPLANT
Ø  Indikasi :
1.    Usia reproduksi (usia 20-35 tahun)
2.    Telah memilki anak ataupun belum
3.    Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4.    Pasca persalinan dan tidak menyusui
5.    Riwayat kehamilan ektopik
6.    Tekanan darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).
7.    Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
a.    Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b.    Perempuan pada usia reproduksi (20 – 35 tahun).
c.    Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memilik efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d.   Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e.    Perempuan pasca persalinan.
f.     Perempuan pasca keguguran.
g.    Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h.    Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
i.      Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

Ø  Kontraindikasi :
1.Hamil atau diduga hamil
2.Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3.Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4.Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5.Mioma uterus dan kanker payudara.
6.Gangguan toleransi Glukosa.
2.9  WAKTU MULAI PENGGUNAAN IMPLANT
1.      Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontraseptif tambahan.
2.      Insertif dapat dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak menjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan, hubungan seksual atau menggunakan hubungan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3.      Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan lain untuk 7 hari saja.
4.      Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontraspsi lain.
5.      Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6.      Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja klien tersebut menyakini tidak hamil, untuk klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7.      Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
8.      Bila kontrssepi sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datang hamil berikutnya.
9.      Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
10.  Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan (Saifudin, 2006)
2.10 PENAPISAN
1.    Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implant.
2.    Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic tertentu)
3.    Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
4.    Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
5.    Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medic

2.11  PROSEDUR PEMASANGAN KB IMPLANT
Ø Sebelum tindakan pemasangan.
Perlu diberi konseling  secara mantap untuk peserta KB mengingat pemakaian kontrasepsi yang lama dan harga susuk yang mahal.
1.      Langkah Langkah 1 : cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
2.      Langkah 2 : pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
3.      Langkah 3 : atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
4.      Langkah 4 : persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptic
5.      Langkah 5 : bila ada gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
6.      Langkah 6 : setelah memastikan (dari anamesis) tidak alergi terhadap obat anestesi, isi aalt suntik dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa epinefrin).
7.      Langkah 7 : masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi (yang terdekat dengan siku) kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm. hal ini akan membuat kulit dermis terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Ø  Pemasangan implant.
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau scalpel (pisau bedah) untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
1.         Langkah 1 : pegang skalpel dengan sudut 45º, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
2.         Langkah 2 : ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda 1 dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
3.         Langkah 3 : dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit (2-3 cm dari ujung tajam). Masukkan trokar jangan dengan paksaan.
4.         Langkah 4 : untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga kulit terangkat.
5.         Langkah 5 : saat trokar masuk sampai tanda 1, cabut pendorong dari trokar.
6.         Langkah 6 : masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Dorong kapsul sampai seleruhnya masuk ke dalam trokar dan masukkan kembali pendorong.
7.         Langkah 7 : gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan.
8.         Langkah 8 : pegang pendorong dengan erat ditempatnya dengan satu tangan untuk menstabilkan. Jaga pendorong tetap ditempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
9.         Langkah 9 : saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda 2 harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit.
10.     Langkah 10 : selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat, untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda 1
11.     Langkah 11 : pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang dari 5 mm dari tepi luka transisi.
12.     Langkah 12 : sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya terpasang.
13.     Langkah 13 : ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi (sekitar 5mm).
14.     Langkah 14 : setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa beranti septik.
Ø  Tahap Pasca tindakan.
1.         Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari, untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
2.         Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
3.         Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
Ø Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik
Ibu yang memakai implant dianjurkan kembali periksa bila ditemukan hal – hal sebagia berikut :
1.         Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2.         Perdarahan yang banyak dara kemaluan
3.         Rasa nyeri pada lengan
4.         Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5.         Ekspulsi dari batang impalant
6.         Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur
7.         Nyeri dada hebat
8.         Dugaan adanya kehamilan.

2.12  CARA PENCABUTAN KB IMPLANT
1.      Raba tempat pencabutan untuk memastikan tidak ada ujung kapsul yang berada dibawah insisi lama dan menentukan lokasi dari masing-masing kapsul dengan cara kira-kira 5mm dari ujung bawah kapsul,kemudian beri tanda dengan spidol.
2.      Gunakan tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi
3.      Suntikkan sedikit (tidak lebih dari 3ml) obat anastesi lokal dibawah ujung kapsul dekat insisi lama
4.      Buat insisi melintang yang kecil kerang lebih 4mm dengan menggunakan skalpel (jangan membuat insisi yang besar)
5.      Mulai mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat tempat insisi
6.      Dorong ujung kapsul kearah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak,masukkan klem lengkung (mosquito atau crile) dengan lengkungan jepitan mengarah keatas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut. Bila kapsul sulit digerakkan kearah insisi hal ini mungkin dikarenakan jaringan atau pembentukan jaringan fibrous yang mengelilingi kapsul.
7.      Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kassa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
8.      Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul sacara pelan dan hati-hati dengan kain kedua. Bila kapsul sulit di cabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan ikat yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa atau skalpel.
9.      Setelah kapsul berhasil dicabut taruh pada mangkuk kecil yang berisi klorin 0,5 % untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
10.  Menutup luka insisi :
·         Bersihkan tempat insisi dan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian di lanjutkan dengan membalut luka insisi.
·         Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid ( plaster untuk luka ringan ) Atau kasa steril dan plester.
·         Periksa adanya pendarahan
2.13 RUMOR DAN FAKTA TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT
1. Rumor      : Susuk dapat berpindah-pindah dalam tubuh klien.
Fakta        : Susuk tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya, dan akan tetap berada di lokasinya sampai saatnya diangkat
2.    Rumor      : Pemasangan susuk atau implant sangat sakit
Fakta        : Prosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan timbul rasa sakit yang hebat
3.    Rumor      : Susuk akan terpasang secara permanen
Fakta        :Susuk dapat dicabut setiap saat,sedangkan jadwal penggantiannya sesuai dengan jenis implant yang digunakan.
4.    Rumor      : Susuk/implant tidak perlu diganti
Fakta        : Susuk perlu diganti secara berkala sesuai jenis implant yang digunakan

BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa. Memenuhui permintaan masyarakat  dalam hal pemberian pelayanan KB yang berkualiatas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. Jenis – jenis implant seperti norimplan, implanon, jadena.  Dalam pemakaian implant, tidak semua wanita dapat menggunakan implant seperti wanita hamil, yang memiliki mioma, karena implant merupakan alat kontrsepsi yang mengandung hormone. Implant ini tidak dapat di pasang atau di cabut sendiri, memerlukan tenaga medis yang berkompeten.
3.2 SARAN
Dalam memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam pemasangan implant adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang implant sudah melakukan konseling kepada ibu dan keluarga sehingga pilihan implant merupakan pilihan yang tepat untuk ibu dan keluarga, dan ibu mengetahui efek samping maupun keuntungan dari implant tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, hanafi. 2004. ”Keluarga Berencana dan Kontrasepsi”. Jakarta : Muliasari
Prawirihardjo,Sarwono. 2010. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
Sarah, Dini. 2011. “Keluarga Berencana”. Yogyakarta : www.bkkbn.go.id (25/03/2013)
Suparyanto. 2011. “Konsep Kontrasepsi Implant”. Jakarta : www.blogspot.com (25/03/2013)
Diah, Kurnia. 2012. “KB Implant”. Bandung : www.blogspot.com (25/03/2013)