BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Keluarga
yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi
yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program
keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga
kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan,
kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi.
Susuk
disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam.
Bentuknya
semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul
atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit.
Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi
sperma.
Pemakaian
susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada
makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara
kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB
implant, jadwal kunjungan.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa definisi
KB implant ?
2. Apa saja ciri - ciri KB implant ?
3. Apa jenis – jenis dari KB implant ?
4. Bagaimana cara kerja KB implant ?
5. Bagaimana efektifitas dari KB implant ?
6. Apa keuntungan dan kerugian dari KB implant ?
7. Apa efek samping dari KB implant ?
8. Indikasi dan kontraindikasi apa saja yang dapat menggunakan
KB implant ?
9. Kapan dapat dilakukan pemasangan KB implant ?
10. Bagaimana
penapisan sebelum pemasangan implant ?
11. Bagaimana prosedur dalam melakukan KB implant ?
12. Bagaimana cara pencabutan dari KB implant ?
13. Untuk
mengetahui rumor dan fakta tentang kontrasepsi implant ?
1.3
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk menekan angka kelahiran dan
mengatur jarak kehamilan.
2.
Tujuan khusus
1.
Untuk mengatahui
pengertian dari kb implant.
2.
Untuk mengetahui
ciri-ciri kontrasepsi implant.
3.
Untuk mengetahui jenis
implant.
4.
Untuk mengetahui cara
kerja kb implant.
5.
Untuk mengetahui
efektifitas dari KB implant.
6.
Untuk mengetahui
keuntungan dan kerugian dari
KB implant.
7.
Untuk mengetahui efek
samping dari KB implant.
8.
Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi yang dapat menggunakan
KB implant.
9.
Untuk mengetahui waktu mulai penggunaan KB implant.
10.
Untuk mengetahui
Penapisan pemasangan implant.
11.
Untuk mengetahui
prosedur pemasangan KB implant.
12.
Untuk mengetahui
cara pencabutan dari KB implant.
13.
Untuk mengetahui rumor
dan fakta tentang kontrasepsi implant
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
KB adalah upaya
meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
sejahtera (undang-undang
No.10/1992).
Kontrasepsi implant
adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004). Implant adalah suatu alat
kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic
silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang
disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul
panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel,
dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel
adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil
kombinasi (Prawirohardjo, 2009)
Efektifitas progestin
sebagai kontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukkan progestin
tersebut ke suatu delifery system.
2.2 CIRI-CIRI
KONTRASEPSI IMPLANT
1. Efektif
5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
2. Nyaman.
3.
Dapat dipakai oleh
semua ibu dalam usia reproduksi.
4. Efek
samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
5. Aman
dipakai pada masa laktasi.
2.3
JENIS IMPLANT
a.
Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik
lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan
36mg Levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.
Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari satu batang putih
lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68
mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c.
Jadena dan Indoplant
Tediri dari 2 batang yang diisi
dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
2.4
CARA KERJA
Cara kerja
implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang
dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya menurut
Manuaba adalah
1)
Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
2)
Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa
3)
Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa
2.5
EFEKTIFITAS
Secara umum sangat efektif
(kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
1.
Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi
oral, IUD dan metode barier.
2.
Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6
kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
3.
Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5
tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah
besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum
jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.
2.6 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KB IMPLANT
Ø
Keuntungan
:
1.
Keuntungan Kontrasepsi
antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang sampai 5
tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu
kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien hanya perlu kembali ke klinik
bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
2.
Keuntungan Non
Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah
haid, mengurangi dan memperbaiki anemia. melindungi terjadinya kanker
endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri
dari beberapa, penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka kejadian
endometriosis.
Ø Kerugian implant :
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant
adalah:
a.
Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b.
Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant.
c.
Biaya Lebih mahal.
d.
Sering timbul perubahan pola haid.
e.
Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f.
Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang
mengenalnya.
g.
Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
2.7 EFEK
SAMPING
a. Amenorrhea
Yakinkan ibu
bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius.
Evaluasi untuk
mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa
siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk
merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
b. Perdarahan
bercak (sepotting) ringan
Spotting sering
ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada maslah dan
klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
Bila klien mengeluh dapat diberikan :
·
Kontrasepsi oral
kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1
·
Ibuprofen
(hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada
klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa,
berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu
siklus pil kombinasi.
c.
Pertambahan atau
kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan
bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu
mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi yang lain.
d.
Ekspulsi
Cabut kapsul
yang ekspulsi, periksa
apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi
daerah insersi.
Bila tidak ada
infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat
insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul
baru pada lengan yang lain atau ganti cara.
e.
Infeksi pada daerah insersi
Bila
infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant
jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut
implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti cara.
Bila ada abses :
bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut
implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi
,2004 hal 184]
Memang ada kebanyakan klien dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting),
hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea,sehingga
timbul keluhan-keluhan seperti :
·
Nyeri kepala
·
Peningkatan/penurunan
berat badan
·
Nyeri payudara perasaan
mual
·
Pening/pusing kepala
·
Perubahan perasaan
(mood) atau kegelisahan (nervousness)
·
Membutuhakan tindak
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
·
Tidak memberikan efek
protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
·
Klien tidak dapat
menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan
tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
·
Efektifitasnya menurun
bila menggunakan obat-obat tuberkolosis (rifampisin) atau obat epilepsy
(fenitoin dan barbiturat).
·
Terjadinya kehamilan
ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).
2.8 INDIKASI & KONTRAINDIKASI YANG DAPAT MENGGUNAKAN
IMPLANT
Ø
Indikasi :
1. Usia
reproduksi (usia 20-35 tahun)
2. Telah
memilki anak ataupun belum
3. Menghendaki
kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang.
4. Pasca
persalinan dan tidak menyusui
5. Riwayat
kehamilan ektopik
6. Tekanan
darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit
(sickle cell).
7. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat
dilakukan pada :
a.
Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b.
Perempuan pada usia reproduksi (20 – 35 tahun).
c.
Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memilik efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d.
Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e.
Perempuan pasca persalinan.
f.
Perempuan pasca keguguran.
g.
Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h.
Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
i.
Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Ø
Kontraindikasi
:
1.Hamil
atau diduga hamil
2.Perdarahan
pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3.Benjolan/kanker
payudara atau riwayat kanker payudara.
4.Tidak
dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5.Mioma
uterus dan kanker payudara.
6.Gangguan
toleransi Glukosa.
2.9 WAKTU
MULAI PENGGUNAAN IMPLANT
1.
Setiap saat selama
siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontraseptif
tambahan.
2.
Insertif dapat
dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak menjadi kehamilan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan, hubungan
seksual atau menggunakan hubungan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3.
Bila klien tidak haid,
insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini kehamilan, jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan lain untuk 7 hari saja.
4.
Bila menyusui antara 6
minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat,
bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontraspsi lain.
5.
Bila setelah 6 minggu
melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat,
tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6.
Bila setelah 6 minggu
melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat,
asal saja klien tersebut menyakini tidak hamil, untuk klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7.
Bila kontrasepi
sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
8.
Bila kontrssepi
sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin
menggatinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal
saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datang hamil
berikutnya.
9.
Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant
dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7dan klien jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca
keguguran implant dapat segera diinsersikan (Saifudin, 2006)
2.10
PENAPISAN
1.
Tanyakan apakah klien
telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implant.
2.
Tanyakan tentang adanya
reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic tertentu)
3.
Singkirkan kemungkinan
adanya kehamilan
4.
Periksa kondisi
kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
5.
Melakukan pemeriksaan
fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medic
2.11 PROSEDUR
PEMASANGAN KB IMPLANT
Ø
Sebelum tindakan
pemasangan.
Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemakaian kontrasepsi yang
lama dan harga susuk yang mahal.
1. Langkah Langkah 1 : cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, keringkan dengan kain bersih.
2. Langkah 2 : pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti
sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
3. Langkah 3 : atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah
dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan jumlahnya.
4. Langkah 4 : persiapkan tempat insisi dengan larutan
antiseptic
5. Langkah 5 : bila ada gunakan kain penutup (doek) yang
mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
6. Langkah 6 : setelah memastikan (dari anamesis) tidak alergi
terhadap obat anestesi, isi aalt suntik dengan 3 ml obat anestesi (1% tanpa
epinefrin).
7. Langkah 7 : masukkan jarum tepat di bawah kulit pada
tempat insisi (yang terdekat dengan siku) kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat
anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Kemudian
tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm. hal
ini akan membuat kulit dermis terangkat dari jaringan lunak di bawahnya.
Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan
obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Ø Pemasangan
implant.
Sebelum membuat
insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau scalpel (pisau bedah) untuk
memastikan obat anestesi telah bekerja.
1.
Langkah 1 : pegang
skalpel dengan sudut 45º, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus
kulit.
2.
Langkah 2 :
ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang
tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda 1 dekat pangkal
menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap
kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah
kulit setelah memasang setiap kapsul.
3.
Langkah 3 :
dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan
ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan
pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam
seluruhnya berada di bawah kulit (2-3 cm dari ujung tajam). Masukkan trokar
jangan dengan paksaan.
4.
Langkah 4 :
untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga
kulit terangkat.
5.
Langkah 5 : saat
trokar masuk sampai tanda 1, cabut pendorong dari trokar.
6.
Langkah 6 :
masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Dorong kapsul sampai seleruhnya masuk
ke dalam trokar dan masukkan kembali pendorong.
7.
Langkah 7 :
gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan.
8.
Langkah 8 :
pegang pendorong dengan erat ditempatnya dengan satu tangan untuk menstabilkan.
Jaga pendorong tetap ditempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
9.
Langkah 9 : saat
pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda 2 harus terlihat di tepi
luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit.
10. Langkah 10 : selanjutnya geser trokar sekitar 15-25
derajat, untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda 1
11. Langkah 11 : pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk
mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung kapsul yang
terdekat kurang dari 5 mm dari tepi luka transisi.
12. Langkah 12 : sebelum mencabut trokar, raba kapsul
untuk memastikan kapsul semuanya terpasang.
13. Langkah 13 : ujung dari semua kapsul harus tidak ada
pada tepi luka insisi (sekitar 5mm).
14. Langkah 14 : setelah kapsul terpasang semuanya dan
posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Bersihkan
tempat pemasangan dengan kasa beranti septik.
Ø Tahap
Pasca tindakan.
1.
Peserta KB Susuk
sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari, untuk mempercepat
penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
2.
Lengan akseptor
kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut
biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang
dalam 3 hari hingga 5 hari.
3.
Setelah 5 tahun implant
atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
Ø Jadwal
Kunjungan Kembali ke Klinik
Ibu yang memakai implant dianjurkan
kembali periksa bila ditemukan hal – hal sebagia berikut :
1.
Amenorea yang disertai
nyeri perut bagian bawah
2.
Perdarahan yang banyak
dara kemaluan
3.
Rasa nyeri pada lengan
4.
Luka bekas insisi
mengeluarkan darah atau nanah
5.
Ekspulsi dari batang
impalant
6.
Sakit kepala yang hebat
atau penglihatan menjadi kabur
7.
Nyeri dada hebat
8.
Dugaan adanya
kehamilan.
2.12 CARA
PENCABUTAN KB IMPLANT
1.
Raba tempat pencabutan
untuk memastikan tidak ada ujung kapsul yang berada dibawah insisi lama dan
menentukan lokasi dari masing-masing kapsul dengan cara kira-kira 5mm dari
ujung bawah kapsul,kemudian beri tanda dengan spidol.
2.
Gunakan tindakan pencegahan
untuk menghindari infeksi
3.
Suntikkan sedikit
(tidak lebih dari 3ml) obat anastesi lokal dibawah ujung kapsul dekat insisi
lama
4.
Buat insisi melintang
yang kecil kerang lebih 4mm dengan menggunakan skalpel (jangan membuat insisi
yang besar)
5.
Mulai mencabut kapsul
yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat tempat insisi
6.
Dorong ujung kapsul
kearah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi.
Saat ujung kapsul tampak,masukkan klem lengkung (mosquito atau crile)
dengan lengkungan jepitan mengarah keatas, kemudian jepit ujung kapsul dengan
klem tersebut. Bila kapsul sulit digerakkan kearah insisi hal ini mungkin
dikarenakan jaringan atau pembentukan jaringan fibrous yang mengelilingi
kapsul.
7.
Bersihkan dan buka
jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kassa
steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
8.
Jepit kapsul yang sudah
terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul
sacara pelan dan hati-hati dengan kain kedua. Bila kapsul sulit di cabut,
pisahkan secara hati-hati sisa jaringan ikat yang melekat pada kapsul dengan
menggunakan kasa atau skalpel.
9.
Setelah kapsul berhasil
dicabut taruh pada mangkuk kecil yang berisi klorin 0,5 % untuk dekontaminasi
sebelum dibuang.
10. Menutup
luka insisi :
·
Bersihkan tempat insisi
dan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk
memegang kedua tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan
dari luka insisi, kemudian di lanjutkan dengan membalut luka insisi.
·
Dekatkan kedua tepi
luka insisi kemudian tutup dengan band aid ( plaster untuk luka ringan )
Atau kasa steril dan plester.
·
Periksa adanya
pendarahan
2.13 RUMOR DAN FAKTA TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT
1. Rumor : Susuk dapat berpindah-pindah dalam tubuh
klien.
Fakta : Susuk tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya,
dan akan tetap berada di lokasinya sampai saatnya diangkat
2.
Rumor : Pemasangan susuk atau implant sangat
sakit
Fakta :
Prosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak
akan timbul rasa sakit yang hebat
3.
Rumor : Susuk akan terpasang secara permanen
Fakta :Susuk dapat dicabut setiap saat,sedangkan jadwal
penggantiannya sesuai dengan jenis implant yang digunakan.
4.
Rumor : Susuk/implant tidak perlu diganti
Fakta :
Susuk perlu diganti secara berkala sesuai jenis implant yang digunakan
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa. Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa. Memenuhui permintaan masyarakat dalam hal pemberian pelayanan KB yang
berkualiatas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan
anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Implant adalah Alat kontrasepsi
yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon
dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive. Jenis – jenis
implant seperti norimplan, implanon, jadena.
Dalam pemakaian implant, tidak semua wanita dapat menggunakan implant
seperti wanita hamil, yang memiliki mioma, karena implant merupakan alat
kontrsepsi yang mengandung hormone. Implant ini tidak dapat di pasang atau di
cabut sendiri, memerlukan tenaga medis yang berkompeten.
3.2 SARAN
Dalam
memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti
bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam pemasangan implant
adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang implant sudah
melakukan konseling kepada ibu dan keluarga sehingga pilihan implant merupakan
pilihan yang tepat untuk ibu dan keluarga, dan ibu mengetahui efek samping
maupun keuntungan dari implant tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Hartanto,
hanafi. 2004. ”Keluarga Berencana dan Kontrasepsi”. Jakarta : Muliasari
Prawirihardjo,Sarwono.
2010. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
Sarah,
Dini. 2011. “Keluarga Berencana”. Yogyakarta : www.bkkbn.go.id (25/03/2013)
Suparyanto. 2011. “Konsep Kontrasepsi Implant”. Jakarta
: www.blogspot.com (25/03/2013)
Diah,
Kurnia. 2012. “KB Implant”. Bandung : www.blogspot.com (25/03/2013)